JIKA INGIN BERPENGHASILAN ON LINE! KLIK LINK DI BAWAH !!!!

Surabaya Jadi Peringkat 14 UASBN

Jumat, 19 Juni 2009 ·

Nilai Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) SD/MI di Surabaya sebenarnya sangat memuaskan. Karena jumlah peserta UASBN yang cukup banyak, Surabaya menempati peringkat 14.

EKO PRASETYONINGSIH Kasie Kurikulum dan Pembinaan TK-SD Dinas Pendidikan Surabaya mengatakan perbandingan jumlah peserta UASBN Surabaya dengan Mojokerto hampir 1:40. Peserta UASBN di Kota Mojokerto berjumlah 1.973. Sedangkan Surabaya jumlah peserta UASBN mencapai 37.644 siswa.

“Sebenarnya, nilai Surabaya sangat memuaskan. Surabaya kalah karena jumlah pesertanya 1:40. Selisihnya jauh sekali. Makanya tidak tepat kalau dibandingkan dengan yang pesertanya sedikit,” ujar EKO pada suarasurabaya.net, Selasa (16/06).

Lebih lanjut, EKO menjelaskan, berdasarkan nilai UASBN di rayon 01 Kota Surabaya dengan 37.172 peserta, yang mendapatkan nilai 7 keatas sebanyak 85,47 baik negeri maupun swasta. Hanya 5,3 persen yang mendapatkan nilai 5 kebawah.


Sedangkan di rayon 51 dengan 472 peserta dan 10 sekolah, sebanyak 93,22 persen mendpatkan nilai 7 keatas. Yang mendapatkan nilai 6 kebawah hanya sebesar 6,78 persen.

Ada yang menarik dari hasil UASBN di Surabaya. SD yang masuk dalam peringkat 50 besar, sebagian besar dipenuhi oleh SD negeri. Hanya 13 dari 50 sekolah tersebut yang swasta. Diantaranya SD KH Ridlwan Abdullah di peringkat 8 dan SDIT Al Uswah di peringkat 10.

Peringkat pertama diduduki SDN Ketabang V/575 dengan nilai rata-rata 28,30, disusul dengan SDN Dr. Sutomo V/327 dengan nilai 27,73, dan SDN Rangkah VIII/170 dengan nilai 27,63.

Sementara itu, SD swasta yang selama ini dinilai bagus seperti SD Al Hikmah hanya berada di peringkat 27. SD Muhammadiyah 4 bahkan hanya menempati nomor buncit yakni 45.

Menanggapi sekolah swasta yang tidak masuk peringkat 50 besar terutama sekolah-sekolah swasta bertaraf kecil, EKO menilai sekolah tersebut lebih baik dimerger. Namun, diakuinya hal tersebut tidaklah mudah.

“Lebih baik swasta-swasta yang tidak bermutu itu dimerger saja. Tapi ini memang tidak semudah itu. Karena pertimbangannya, sekolah itu juga mengakomodir anak-anak kalangan menengah ke bawah,” kata EKO.(suarasurabaya)

0 komentar: